Selasa, 16 November 2010

Pilih Metode Khitan?

Khitan atau sirkumsisi secara medis banyak memberi manfaat. Khususnya untuk menjaga kebersihan organ penis. Setelah khitan, maka akan menjadi lebih mudah untuk membersihkan ‘kotoran’ yang berada di leher penis.

Secara psikologis, sebaiknya sunat dilakukan saat anak sudah berani sehingga trauma psikis lebih minimal. Atau, saat anak masih bayi sekalian. Bisa juga dilakukan diluar ketentuan waktu tersebut di atas, antara lain jika sering infeksi saluran kencing karena penyebab kulit khatan panjang dengan saluran kencing bagian luar yang sempit. Sisa air kencing yang tidak tuntas akan memudahkan kuman berkembang biak dan terjadi infeksi.

Khitan yang dilakukan saat usia sudah dewasa, secara teknis tidak ada kendala. Tentang teknik yang akan digunakan, saat ini memang banyak pilihan. Ada cara konvensional yaitu pemotongan kulit khatan dengan pisau bedah, dengan bantuan elektro kauter, atau bisa dengan sarana laser.

Dari tiga cara tersebut, tindakan penyuntikan obat kebal (anaestesi lokal) sama-sama dilakukan sebelum proses pemotongan kulit khatan. Suntikan kebal yang utama dilakukan di daerah pangkal penis, suntikan tambahan bisa dilakukan di beberapa tempat di kulit penis, tetapi tidak di kepala penis. Setelah dipastikan efek obat kebal berfungsi secara efektif, baru kemudian pemotongan kulit khatan dilakukan.

Pemotongan bisa dilakukan dengan pisau bedah pada cara konvensional, atau bisa dengan elektro kauter, bisa juga dengan sarana laser. Pemotongan dengan elektro kauter atau laser hampir sama, hasilnya setelah dipotong akan sangat minim ada perdarahan. Namun, tindakan untuk menjahit luka bekas irisan tetap dilakukan agar penyembuhan terjadi sempurna.

Khitan dengan cara konvensional, walaupun setelah pemotongan kulit akan tampak ada darah yang mengalir tetapi tidak masalah. Tindakan untuk mengikat satu demi satu dari saluran darah yang terpotong merupakan keunggulan tersendiri, sehingga pasca pemotongan lebih aman dari adanya perdarahan susulan.

Masalah kecepatan penyembuhan pasca khitan bergantung banyak hal. Antara lain, kondisi kesehatan individu, kondisi sterilisasi saat tindakan, dan teknik penjepitan kulit yang dilakukan menjelang pemotongan.

Rata-rata, kulit bekas khitan sembuh sekitar 10 hari sampai 2 minggu. Cara konvensional ini masih dianggap baik dibanding elektro kauter atau laser. Namun, keputusan untuk memilih metodenya bersifat individual. Yang sebaiknya tidak dilupakan adalah aspek seksologis. Perlunya mempertimbangkan agar setelah khitan, bukan hanya kebersihan organ penis lebih terjaga tetapi juga sensitifitas saraf daerah penis tidak terganggu. (*)

Dr dr Hudi Winarso SpAnd MKes
dalam http://seksfile.wordpress.com/2007/10/09/pilih-metode-khitan-yang-baik/

Tidak ada komentar: